Suhu Masjidil Haram Mencapai 51,8 derajat Celcius
Sebanyak 550 Jemaah Haji Dilaporkan Meninggal Dunia

AKURAT News - Sebanyak 550 jamaah meninggal dunia dalam pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi, terutama karena penyakit yang terkait dengan panas.
Para diplomat yang mengkoordinasikan respons negara mereka kepada kantor berita AFP mengungkapkan bahwa dari jumlah tersebut, setidaknya 323 jamaah yang meninggal berasal dari Mesir.
Salah satu diplomat, yang mengutip keterangan dari kamar mayat rumah sakit di wilayah Al-Muaisem di Mekah, menyatakan bahwa"mereka semua (warga Mesir) meninggal karena panas" kecuali satu jamaah yang mengalami luka fatal dalam insiden kerumunan kecil.
Menurut data resmi yang dirilis pada Selasa 18 Juni 2024, setidaknya 60 warga Yordania juga telah meninggal dunia.
Para diplomat melaporkan bahwa total jenazah yang berada di kamar mayat Al-Muaisem, salah satu fasilitas terbesar di Mekah, mencapai 550 orang.
Menurut perkiraan dari AFP, total kematian jamaah haji dari berbagai negara mencapai 577 orang.
Negara-negara lain yang melaporkan kematian selama ibadah haji tahun ini termasuk Indonesia, Iran, dan Senegal.
Namun, sebagian besar negara belum merinci jumlah kematian yang disebabkan oleh cuaca panas.
Pada tahun lalu, tahun 2023, dilaporkan bahwa 240 jamaah meninggal dunia di berbagai negara.
Gelombang panas, perubahan iklim, dan ibadah haji 2024
Tahun ini, menurut otoritas Saudi, sekitar 1,8 juta jamaah menunaikan ibadah haji, dengan 1,6 juta di antaranya berasal dari luar negeri.
Para jamaah menghadapi suhu ekstrem, yang pada Senin (17 Juni) mencapai 51,8 derajat Celcius di Masjidil Haram di Mekah, seperti yang dilaporkan oleh Pusat Meteorologi Nasional Saudi.
Menurut penelitian Saudi yang diterbitkan tahun lalu, yang dipicu oleh perubahan iklim, suhu di area pelaksanaan ritual meningkat sekitar 0,4 derajat Celcius setiap dekade.
Pejabat Saudi, seperti yang dilaporkan oleh AFP, telah menyarankan jamaah untuk menggunakan payung, minum banyak air, dan menghindari paparan langsung sinar matahari selama jam-jam terpanas di siang hari.
Namun, dengan banyaknya kegiatan ibadah, termasuk salat di Gunung Arafat yang dilakukan pada Sabtu (15 Juni), yang membutuhkan jamaah berada di luar ruangan selama berjam-jam di siang hari, cuaca panas tidak dapat dihindari.
Relawan juga menyediakan minuman dingin dan es krim coklat yang cepat meleleh kepada para peziarah untuk membantu mereka tetap nyaman.***
Komentar