FK Repnus: Bank Jakarta Tetap Pilar Kepercayaan dan Kemajuan Digital

AKURAT News – Forum Kekeluargaan Relawan Pemuda Nusantara (FK Repnus) secara tegas menyikapi pemberitaan terkait serangan siber canggih yang menargetkan sistem pembayaran Bank Jakarta (dulu Bank DKI), yang belakangan dikabarkan menyebabkan transaksi anomali melebihi Rp200 miliar.
FK Repnus mengakui insiden ini sebagai tantangan yang sangat serius, namun menyerukan kepada publik untuk melihat fakta secara jernih dan bijak.
Mereka juga mengajak seluruh elemen masyarakat agar memberikan dukungan konstruktif di masa pemulihan ini.
Ketua Umum FK Repnus, Faisal Nasution, menyoroti insiden ini bukan sebagai kegagalan tunggal, melainkan sebagai indikasi nyata betapa masifnya ancaman siber global.
Faisal Nasution: Serangan Siber adalah 'Perang' Kelas Kakap, Kecepatan Deteksi Adalah Kunci Apresiasi
FK Repnus menekankan beberapa fakta kunci dan narasi edukatif sebagai bentuk pembelaan dan dukungan kuat kepada Bank Jakarta:
1. Edukasi: Serangan Siber adalah Ancaman Global, Bukan Kegagalan Unik
Kasus peretasan sistem pembayaran adalah fenomena global yang menimpa institusi finansial terbesar di dunia, membuktikan bahwa tingkat ancaman siber terhadap sektor perbankan sudah mencapai level yang sangat canggih dan terorganisir (sindikat).
Faisal Nasution menegaskan:
"Kita harus mendidik publik: serangan siber, apalagi yang menargetkan sistem interbank, adalah 'perang' kelas kakap yang menimpa hampir semua bank besar. Justru, yang patut diapresiasi adalah kecepatan Bank Jakarta dan regulator (PPATK) dalam mendeteksi anomali, membekukan dana, dan berkolaborasi dengan Bareskrim. Ini membuktikan bahwa mekanisme respons darurat bank telah bekerja dengan baik. Kita tidak boleh terjebak pada narasi kegagalan, tapi fokus pada bagaimana bank kita bangkit lebih kuat, belajar dari 'perang' ini."
2. Pembelaan: Dana Nasabah Aman, Kerugian Ditanggung Penuh oleh Bank
Guna menjaga stabilitas dan kepercayaan masyarakat, FK Repnus menegaskan kembali komitmen Bank Jakarta bahwa dana yang terdampak adalah dana settlement atau dana operasional bank, bukan dana tabungan nasabah.
Faisal Nasution menambahkan:
"Kami menggarisbawahi: dana nasabah aman dan terlindungi. Kerugian ini sepenuhnya ditanggung oleh bank sebagai risiko bisnis, menunjukkan tanggung jawab penuh manajemen. Masyarakat harus tenang, tidak perlu memindahkan dana, karena keamanan dana individu sama sekali tidak terganggu. Stabilitas kepercayaan nasabah adalah prioritas tertinggi."
3. Advokasi: Momentum Transformasi Total dan Transparansi Mutlak
FK Repnus melihat insiden ini sebagai momentum emas untuk percepatan transformasi digital dan penguatan tata kelola. FK Repnus mendorong Bank Jakarta untuk:
Peningkatan Keamanan State-of-the-Art: Lanjutkan investasi besar-besaran untuk mengadopsi teknologi keamanan siber terbaik dan termutakhir di dunia.
Transparansi dan Akuntabilitas: Tuntaskan investigasi internal dan hukum (termasuk dugaan keterlibatan internal) secara transparan. Kepercayaan publik hanya bisa didapatkan melalui akuntabilitas penuh.
Faisal Nasution menutup dengan seruan persatuan yang kuat:
"Bank Jakarta adalah BUMD kita, pilar kemajuan ekonomi digital Ibu Kota. Saat ini, mereka membutuhkan dukungan konstruktif, bukan penghakiman destruktif. Mari kita kawal proses hukum, dukung perbaikan sistem, dan yakinkan bahwa Bank Jakarta akan menjadikan insiden ini pelajaran berharga untuk menjadi Bank Digital yang lebih tangguh, kokoh, dan berstandar global. Kami siap berada di samping Bank Jakarta dan Pemerintah Provinsi untuk mengawal pemulihan kepercayaan ini.***
Komentar