Budi Mulyawan: Adakah Gubernur Jakarta yang Mampu Membebaskan Ibu Kota dari Kemacetan?

Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Komunitas Banteng Asli Nusantara (DPN Kombatan), Budi Mulyawan
Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Komunitas Banteng Asli Nusantara (DPN Kombatan), Budi Mulyawan

Budi juga menyinggung dampak lingkungan yang diakibatkan oleh kemacetan.

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, sektor transportasi menyumbang lebih dari 70 persen emisi karbon di ibu kota.

“Setiap hari, jutaan kendaraan mengeluarkan polutan yang memperburuk kualitas udara dan berdampak langsung pada kesehatan warga,” ujarnya.

Ia mengapresiasi langkah Pemprov DKI Jakarta yang mulai memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mengatur waktu lampu lalu lintas di 20 titik persimpangan sejak tahun 2023.

Teknologi tersebut memungkinkan pengaturan durasi lampu secara otomatis berdasarkan tingkat kepadatan kendaraan di setiap ruas jalan.

“Teknologi AI diharapkan membantu mengatur waktu lampu lalu lintas sesuai kepadatan kendaraan. Ini langkah positif, tetapi belum cukup,” ujar Budi.

Sistem itu antara lain diterapkan di Slipi, Grogol, Tomang, dan Kuningan, dan diklaim mampu menurunkan waktu antrean kendaraan hingga 12 persen di jam sibuk.

Untuk mengurai kemacetan secara berkelanjutan, Budi menilai dibutuhkan pendekatan yang lebih menyeluruh.

Ia mengusulkan peningkatan infrastruktur transportasi umum, integrasi antarmoda yang efektif, serta penegakan hukum lalu lintas yang konsisten.

Selanjutnya 1 2 3 4 5
Penulis: Ahmad Ahyar
Editor:Redaksi

Baca Juga