Budi Mulyawan: Adakah Gubernur Jakarta yang Mampu Membebaskan Ibu Kota dari Kemacetan?

Data Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menunjukkan bahwa jumlah kendaraan di Jakarta mencapai lebih dari 23 juta unit, terdiri dari sekitar 17 juta sepeda motor dan 6 juta mobil pribadi.
Angka tersebut belum termasuk kendaraan dari wilayah penyangga seperti Bekasi, Depok, Tangerang, dan Bogor yang setiap hari masuk ke Jakarta.
Budi mengingatkan bahwa kemacetan bukan hanya persoalan kenyamanan, tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar.
“Kerugian ekonomi akibat kemacetan diperkirakan mencapai Rp100 triliun per tahun. Warga kehilangan waktu produktif, biaya bahan bakar meningkat, dan polusi udara makin parah,” katanya.
Ia memaparkan, dari jumlah tersebut, sekitar Rp65 triliun berasal dari waktu yang terbuang, Rp20 triliun dari pemborosan bahan bakar, dan Rp10 triliun akibat dampak lingkungan.
Selain kerugian ekonomi, kemacetan juga meningkatkan tingkat stres, kelelahan, dan menurunkan kualitas hidup warga kota.
Masalah kemacetan Jakarta juga berdampak langsung pada kota-kota penyangga di sekitarnya.
Ribuan warga komuter dari Bekasi, Depok, Tangerang, dan Bogor setiap hari menempuh perjalanan panjang menuju tempat kerja di Jakarta.
“Kemacetan di Jakarta memicu kemacetan di kota-kota sekitar. Biaya hidup meningkat, kualitas udara menurun, dan waktu produktif masyarakat hilang,” tutur Budi.








Komentar